Oleh:
Adkha Bukhori*
Penulis
adalah Anggota BMC (Bidik Misi Community) 2013 IAIN Walisongo Semarang*
“Menebar kreasi, Meraih mimpi”
itulah jargon dari anggota BMC IAIN Walisongo. Seluruh anggota BMC 2013 berusaha
bersama dengan sungguh-sungguh dalam menuju jalan apa yang diimpikan kelak. Kini,
mereka harus mampu menempuh satu jalan yang dilewati, yakni mengembangkan
potensi pada bidang berbahasa Asing (English).
“Anak BMC harus dapat memiliki
TOEFL minimal 550 score, agar kalian dapat membidik beasiswa-beasiswa
selanjutnya (S2)”, kata Bapak Darori Amin (Wakil rektor III). Memang, tidak
semua penerima beasiswa bidik misi memiliki kemampuan yang optimal dalam
berbahasa Inggris. Sehingga pihak akademik memberikan intruksi pada anggota BMC
2013 untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris di Pare.
Akan tetapi, harapan memang tidak
selamanya berjalan sesuai apa yang diinginkan. Sebab ada halangan tertentu,
tidak seluruh anggota BMC 2013 dapat mengikuti kursus Bahasa Inggris ke Pare.
Maka dari itu, sebagian yang tidak bisa wajib mengikuti di PBB (Pusat Bahasa
dan Budaya) IAIN Walisongo Semarang.
Perjalanan anggota BMC 2013 yang
mengikuti kursus Bahasa Inggris di Pare berjumlah 69 orang. Kami berangkat dari
kampus tercinta IAIN Walisongo pada tanggal 7 Agustus 2014. Perjalanan dari
Semarang menuju Pare, Kediri berselang sekitar 8 jam. Setiba di tempat tujuan,
kami dibagi dan menuju camp masing-masing.
Keesokan hari, tepatnya pada hari
Rabu, 8 Agustus 2014, kami berangkat menuju tempat belajar untuk mengembangkan
potensi Berbahasa Inggris, yang bernama Pyramid English Course (PEC). Kami
mengikuti agenda pertama, yaitu Placement test.
Setelah usai agenda tersebut, kami
dibagi beberapa kelas dengan disesuaikan pada kemampuan yang telah dimiliki.
Kami dibagi tiga kelas, yaitu Basic One, Basic Two, dan Intermediet One, dan Intermediet Two. Walaupun
ditempatkan di kelas yang berbeda, kami tetap teguh dan berusaha untuk dapat
berbahasa Inggris dengan baik.
Kami menjalankan aktivitas selama
satu bulan dengan beberapa program yang super intensif. Di Pyramid English
Course, kami mendapatkan beberapa program demi menunjang dalam berbahasa
Inggris. Program tersebut ialah grammer, speaking, vocabullary,
pronounciation dan debate.
Dalam sehari, kami mendapat lima
program pelajaran dalam Bahasa Inggris secara intensif. Pelajaran dimulai pada
jam 06.00 pagi hingga 20.30 malam. Dengan selang waktu istirahat jam 12.00
hingga 14.30 siang dan 17.00 hingga 19.00 petang.
Kami mempelajari grammer untuk
mengetahui susunan kata dalam kalimat secara tepat. Sehingga penempatan kata
dalam writing maupun speaking
dapat secara komprehensif diaplikasikan dengan baik dan benar. Dalam pembelajaran
tersebut, kami dibimbing oleh Mr. Faisol.
Vocabullary,
dalam pembelajaran tersebut kami diberi dua puluh buah kosa kata bahasa Inggris
dalam sehari. Serta harus mampu menghafalkan. Dengan tujuan, agar dalam
berbicara tidak kehilangan bahkan kekurangan materi kosa kata dalam berbicara.
Pada program tersebut, kami dibimbing oleh Mr. Yossi.
Speaking,
dalam pembelajaran tersebut kami diharapkan mapu mengaplikasikan beberapa kosa
kata yang telah diketahui dan mampu berbicara dengan benar. Sehingga ketika
berkomunikasi dengan bahasa Inggris dapat memahami maksud yang dibicarakan
serta mampu memberikan respon yang baik. Dalam pembelajaran tersebut, kami
dibimbing oleh Mrs. Tantin.
Pronounciation, kami
diharapkan mampu mengucapkan kata maupun kalimat dalam bahasa Inggris dengan
baik. Kami diajar untuk memahami bahasa Inggris dengan British-style dan
American-style. Sehingga seakan-akan lidah yang sulit mengucapkan bahasa
Inggris dengan tepat (alias : medhok) menjadi lidah seorang bule. Secara
tidak langsung, seperti halnya lidah ini diajak senam dengan bergoyang ke
kanan-kiri maupun ke atas-bawah. Memang, semua harus dilatih agar nantinya
dalam speaking mampu mengucapkan dengan baik dan tepat. . Dalam
pembelajaran tersebut, kami dibimbing oleh Mr. Ary Vanderson.
Program
selanjutnya ialah debate. Pada program tersebut kami diharuskan berani untuk
berbicara mengungkapkan ide maupun gagasan. Namun, tidak semudah yang dikira,
walaupun kita sudah memiliki kosa kata dan ide dalam pikiran, tapi sulit untuk
mengungkapkan dalam bahasa Inggris. Maka kami dibiasakan dalam debate
untuk beradu argumen serta ide menggunakan bahasa komunikasi dengan english.
Pada program tersebut, kami dibimbing oleh Mr. Jack.
Bukan hanya itu,
kami juga mendapatkan program camp. Yakni, pembelajaran tambahan yang
dimulai pada waktu ba’da magrib dan ba’da shubuh dimasing-masing tempat camp.
Sehingga memang sangat intensif dan full time.
Selain itu,
ketika akhir pekan kami di beri waktu berlibur dibeberapa tempat liburan.
Seperti Goa Surowono, Candi Surowono, Gumul, dan beberapa tempat lain yang
sangat enjoy.
Makna tamsil “ Banyak jalan menuju Roma”
tentu sangat tepat. Sebab, anggota BMC yang mendapatkan beasiswa dari negara, diharapkan
mampu mengoptimalkan dan mengembangkan potensi mereka, salah satunya ialah
melalui jalan dengan belajar berbahasa Inggris.
Kami dapat mengembangkan bahasa
Inggris secara intensif di Pyramid English Course. Meskipun dengan tempat
pembelajaran yang sederhana, berharap besar PEC mampu serta dapat membantu
kesuksesan kami di masa yang akan datang, terutama kemampuan bahasa Inggris.
Sesuai dengan jargon PEC, “We are gonna make you successful with our
gatherness”.
‘Sedikit demi sedikit, lama-lama
menjadi bukit’ ungkapan bahwa apabila sesuatu dimulai dari kemampuan yang
sedikit atau tidak tahu. Jika tekun dan sungguh-sungguh dalam belajar maka akan
menjadi tahu dan bisa (tambah pengetahuan).
Oleh sebab itu, Pyramid English
Course (PEC) tidak akan terlupakan oleh BMC. Karena kami telah mendapatkan
pelajaran yang sangat berharga, baik dalam menunjang kemampuan berbahasa
Inggris maupun hal lain yang tak dapat dideskripsikan. Semua dengan harapan
dapat menggapai asa dan cita yang diimpikan kelak yang baik.
BMC 2013 IAIN Walisongo : The
Great Leader, and The Great Future.